EKONOMI LAGI LESU DAN TURUN DRASTIS
HARGA SEWA APARTEMEN DAN RUKO JUGA TURUN TAJAM
Oleh : Professor Senior EKonomi keuangan.
Masyarakat harus tahu dan mengerti, ekonomi saat ini sedang lesu dan menurun signifikan.
Penjualan mobil saja menurun drastis 60 %, apalagi furniture.Toko furniture di mall mall makin parah, banyak yang tutup.
Penjualan property juga menurun drastis, harga harganya pada turun.
Penjualan Semen juga turun drastis, di seluruh Indonesia, Ini menunjukkan perkembangan bisnis dan pembangunan property juga melambat.
Daya beli masyarakat turun tajam pasca covid 19, dan dampaknya saat ini semakin hebat.
Harga apartemen 36 m yg dua badroom, yg dulu bisa 500-600 juta, kini turun drastis seperti ga masuk akal menjadi 130-170 Juta.Saya bisa memberikan link pembelian apartemen yang turun 300-400 % tersebut.
Baca artikel ini sampai habis, di akhir tulisan ini saya kasi nomor WA saya
Lelang lelang asset sitaan/ agunan oleh pejabat lelang juga ga laku laku meskipun ke harga terendah.
Di Blok M semua toko yang ratusan tutup, pedagang kuliner dll, berhenti jualan karena harga sewa naik dari Rp 300.000 se bulan.Beritanya haboh di TV sampai Gubernur turun tangan.
Ratusan Alfamart dan Indomaret tutup, pahadal mereka pebisnis yang kuat modal, Alasannya karena pemilik tanah / ruko menaikkan harga sewa.
Inilah kegoblokan pemilik tanah/ ruko tidak mengerti Ekonomi.
Masa sekarang saatnya menurunkan, bukan malah menaikkan.
Pemilik rumah kontrakan harus mengerti Perkembangan Ekonomi.
Pemilik ruko dan pemilik rumah harus mengerti inflasi.
Di masa lalu harga sewa rumah sering mengikuti inflasi, misalnya inflasi 5 % maka harga rumah naik 5 %.
Harta rumah 30 juta, bisa naik 1.5 juta (5 %)
Namun saat ini justru sebaliknya harga sewa bisa turun 1.5 juta.
Bahkan apabila melihat daya beli yang turun drastis, harga ruko dan rumah yg turun drastis, maka harga sewa bisa turun 10-20 %
Bayangkan dengan cerdas !, Ratusan Indomaret dan Alfamart yg bergerak di bisnis ritel laris, bisa tumbang dan mundur, apalagi masyarakat biasa yang bukan pebisnis.
Karena lesunya ekonomi, negara banyak membuat program stimulus fiskal, seperti makan gizi gratis, koperasi merah putih, KUR, subsidi perumahan, bansos, subsidi gaji karyawan, pasar murah,
Meskipun pemerintah menggelontorkan uang ratusan triliun, namun dampaknya masih kecil.
Seperti gunung es,
Hanya diujung saja yang merasakan, tetapi sebagian besar belum merasakan, tetap kesulitan ekonomi, hidup susah dan miskin.
Analis dan
Ekonom senior dari kampus paling terkemuka di Indonesia (AM)
0811-888-022
0811-9700-8080
0819-1000-9898